1. Abdurahman
Farih
Ketika
anak seusianya mulai pertama kali berbicara kalimat pertama yang di baca adalah
panggilan nama orang tua mereka, tetapi anak ini mulai pertama kali berbicara
kata-kata pertama yang keluat dari mulutnya adalah bacaan surat al Kahfi, hanya
bisa mengucapkan SUBHANALLAH...........
Abdurrahman Farih. Allah SWT telah memilihnya agar menjadi salah satu
bukti karamah-Nya yang diperlihatkan kepada umat manusia. Di bumi Aljazair,
anak usia tiga tahun ini menghapal Al-Qur’an lewat pendengarannya terhadap
tilawah Al-Qur’an sejak is masih di dalam kandungan ibunya. Adburrahman Farih,
usianya masih tiga tahun. Siapapun yang melihat sosoknya, pasti gemas. Matanya
yang berbinar, senyumanya yang polos, raut mukanya yang bersih dan polahnya
yang ceria. Farih, ia bukan anak biasa. Ia anak istimewa. Sebagian orang bahkan
menyebutnya sebagai “at thiflu al
mu’jizah” atau anak mukjizat. Tentu saja, mukjizat tidak dalam arti
sebenarnya. Hanya menandakan bahwa Farih memang memiliki keistimewaan yang jarang dimiliki anak-anak seusianya.
Malam itu. Ia dituntun
orang tuanya untuk bisa duduk di kursi podium, di sebuah acara yang rutin
ditayangkang oleh televisi Aljazair, yang bertajuk “Fursaan Al Qur’aan”. Memakai torbus atau topi merah khas Muslim
Afrika, ia pun duduk dengan senyum dan mata polosnya. Kakinya yang masih sangat
pendek, bergantung dan berayun di kursi yang masih terlau tinggi untuk ukuran
anak seusianya. Kala itu ia berada di hadapan seratusan hadirin yang
sebagiannya adalah tokoh agama dan para penghapal Al-Qur’an. Lalu, lisannya tak
lama berucap lancar ayat demi ayat surat Maryam yang berjumlah 98 ayat.
Sebagaimana yang umum berlaku di Aljazair, pembacaan Al-Qur’an dilakukan lewat
riwayat Hafash dari Ashim melalui Asy Shatibi. Itulah yang dibunyikan oleh
Farih.
Nama Abdurrahman Farih,
sejak bulan Ramadhan lalu, menjadi pembicaraan hangat Muslim Aljazair. Beberapa
kesempatan ia diminta tampil untuk membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang
dihapalnya. Atau sekedar membacakan doa panjang Khatmul Qur’an. Seperti ketika ia diundang untuk tampil di hadapan
para jamaah masjid do Aljazair, termasuk Presiden Aljazair, Bouteflika. Salah
satu malam di antara sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yang baru berlalu.,
Farih diminta untuk membacakan doa Khatmul Qur’an di sebuah masjid. Ia tampil
seperti tanpa persiapan kostum, hanya berpakaian koko putih panjang, tanpa
torbush merahnya. Matanya masih terus melihat ke kanan ke kiri, ceria sekali.
Sebelum mengeluaran suara, ia beberapa kali terbatuk. Dan para hadirin yang
duduk dihadapannya, tersenyum dan seperti sangat menanti kebolehan sang anak
istimewa ini.
Farih mengucapkan
rangkaian doa yang banyak dibaca para ulama, agar Allah menjadikan dia dan juga
orang-orang yang mengamininya doanya sebagai Ahlul Quran (keluarga yang menghapal Al Qur’an) yang juga keluarga
Allah di muka bumi. Para jamaah khusyu mengamini doa-doanya. Suara bacaan
Farih, meski dengan lisan sedikit cadel, tajwidnya sangat bagus. Kelancaran
hapalannya memukau para hadirin. Dan menurut pendapat para qari di negara
tempat tinggalnya, Farih yang baru berusia tiga tahun itu sudah bisa membunyikan
Al-Qur’an secara tartil yang benar. Artinya, benar panjang pendek dan cara
membacanya. Begitulah Farih, satu dari anugerah Allah yang jarang kita jumpai
di dunia ini.
anaknya bisa menghapal surat-surat panjang Al Quranul Karim. Lalu juz demi juz. Sang
ibu baru menyadari kemampuan anaknya yang cepat menghapal Al-Qur’an itu setelah
ia melewati usia dua tahun, Farih bisa dikatakan belum bisa berbicara seperti
anak-anak sebayanya. Tapi, ketika usianya melewati dua tahun, terjadilah
peristiwa luar biasa bagi Farih. Awal pertama kalimat yang terucap baik dari
mulutnya adalah potongan surat Al Kahfi. “Ketika dalam kondisi hamil, saya
membaca Al-Qu’ran. Dan setiap hari Jum’at saya membaca surat Al Kahfi.
Sedangkan setiap hari saya membaca mu’awizatain
(Surat An naas dan Al Falaq), surat Al Mulk dam Maryam. Lalu setelah kelahiran
Abdurrahman Farih, saya membacakan Al-Qur’an setiap hari kepadanya. Saya
bacakan di sampingnya dzikir-dzikir pagi dan sore hari, atau ayat-ayat Al-Qur’an
yang dibacanya. “Jadi, ketika saya bacakan dzikir, dia akan menjadi tenang lalu
tertidur...” Jelas Ibunda Abdurrahman Farih. Yang juga mangagumkan, menurut
sang ibu, surat-surat yang ia baca sejak masik mengandung Farih, seperti akhir
surat Al Baqarah, ayat Kursi, doa-doa pagi dan sore, juga khatam Al-Qur’an, dan
surat Al Kahfi menjadi bagian Al-Qur’an yang pertama dihafal dan sangat mudah
dilantunkan oleh Farih. “Farih seringkali meminta ayahnya untuk
memperdengarkannya doa Khatam Al-Qur’an ketika berada di dalam mobil,”terang
sang ibu, dan dari sana memorinya merekam baim doa itu.
Ibunda Abdurrahman
Farih bukanlah penghapal Al-Qur’an. Ia hanya seorang ibu yang memiliki ikatan
emosi yang kuat dengan Al-Qur’an dan Dzikir. Ia juga memiliki hubungan batin
yang kuat dalam berdialog dengan janinnya saat mengandung. Dan ketika Farih
lahir, secara berkala, ibunda Farih juga kerap memperdengarkan bacaan Al-Qur’an
lewat channel televisi setiap hari. “Saya sering memperdengarkan Farih bacaan
Al-Qur’an dari televisi. Dan ketika saya melihat perkembangannya ini saya
merasa penting untuk menjaganya.”Jelas sang ibu.
Anak Ajaib, Umur 3
Tahun Hafal Al-Qur’an
Mencari anak-anak yang
hafal dan pandai menyanyi serta menari bukan hal yang sulit. Karena
kenyataanya, para artis penyanyi dan bintang film sangat mendominasi budaya
hidup dan pola berpikir anak remaja zaman sekarang. Tak heran bila di salah
satu media massa, saya pernah membaca judul wawancara dengan sekelompok anak
muda “Tak bisa hidup tanpa music”.
Tetapi, cobalah cari anak-anak remaja yang hapal sekian juz Al-Qur’an, juz 30
misalnya (bukan 30 juz), pandai membacanya dengan benar dan bagus. Mengidolakan
Nabi. (arab) dan orang-orang yang baik,memiliki cita-cita untuk Dinullahyang mulia...tentu sangat sulit.
Padahal Rasulullah bersabda yang artinya “Sebaik-baik
kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”.(HR.
Bukhari dan At Tirmiidzi dari sahabat Ali bin Abi Tholib)
Betapa bahagianya hati
orang tua yang sholeh, melihat anaknya giat membaca dan menghapal Al-Qur’an di samping
itu ia rajin belajar mengejar prestasi. Kebaikan di dunia dan akhirat adalah
karunia Allah (arab), dan kebaikan itu Allah jadikan pada Al-Qur’an serta
orang-orang yang mempelajari dan mengajarkannya.
Rasanya, sebagai orang
tua sudah saatnya kita tanamkan pada diri kita dan anak-anak kita sebuah
prinsip “Tak Bisa Hidup Tanpa Al-Quran.(Nasehat Al Ustadz Abu Zubair
Al-Hawary, Lc) Alangkah bahagia orangtuanya yang memiliki anak seperti
Abdurrahma Faris, dikenal di negaranya (Aljazair) sebagai anak mukjizat.
Sebagaimana juga setelah lahir orangtuanya sering menyetel Al Affasy channel
saluran televisi yang menyiarkan bacaan Al-Qur’an, bahkan ketika orang tuanya
ingin merubah channel yang ditonton si kecil Abdurrahman Farih sering menolak.
Hingga kini pada umur 3 tahun Abdurrahman sudah menghapal surat-surat panjang
Al-Qur’an tanpa salah dalam membacanya, bahkan dalam bacaan mad (panjang pendek
bacaan). Subhanallah...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar