1. Syarifuddin
khalifah
Betapa
berat rasanya batin kedua orang tua Syarifuddin Khallifah ketika mendengar
kalimat-kalimat aneh diucapkan anaknya, ternyata kalimat yang dilontarkan oleh
anaknya itu adalah ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Syarifuddin(atau Syarif-iddin) Khalifah, adalah
seorang anak ajaib, lahir di Arusha, pada bagian utara tanzania (sebuah negara
di Afrika Timur), pada bulan Desember 1993. Pada saat itu Muslim disana hanya
minoritas dan berbahasa Arab bukan asli di Tanzania. Orang tuanya Syarifuddin
adalah penganut agama Kristen Katolik. Bahsa ibu mereka adalah bahasa Swahili
dan mereka tidak tahu bahasa Arab.
Ketika
ia masih kecil, orang tuanya (yang beragama Kristen) menyadari bahwa ia mampu
membaca seluruh Al-Qur’an dengan hati, meskipun tubuh tidak pernah mengajarkan
dia melakukannya. Pada usia dua bulan, ia menolak untuk menyusui air susu
ibunya.
Pada
usia empat bulan, ia mulai membaca ayat-ayat dari Al-Qur’an. Pada saat ia
berusia satu tahun, ia mampu membaca Al-Qur’an secara keseluruhan dan
melanjutkan untuk dapat berkhotbah dalam bahasa Arab, Swahili dan Perancis tanpa
pendidikam formal.
Hal
ini melaporkan bahwa kata-kata pertama adalah: “Anda orang bertobat dan Anda
akan diterima oleh Allah” dan ia mengucapkan kata-kata dalam bahasa Arab. Orang
tua yang bersangkutan awalnya mengira ia kerasukan setan dan pendeta Kristen
menyuruh untuk berdoa bagi bayi. Akhirnya, tetangga muslim mampu menafsirkan
pidato Syarif. Setelah orang tuanya mengakui bahwa ia adalah keajaiban dari
Tuhan, orang tuanya masuk Islam.
Selain
itu, meskupin fakta bahwa ia berasal dari Tanzania, ia berbicara bahasa Arab
dengan lancar selain 4 bahasa lain (Inggris, Perancis, Italia, Swahili). Dia
mampu mengambil bahasa sangat cepat, ia pernah berkata: “Aku pergi ke Kongo dan
mendengar orang berbicara Lingala (bahasa lokal) saya langsung bisa mulai bicara
itu. “Hari ini, dia memberikan khotbah dan ceramah di Afrika dan Eropa yang
menarik ribuan orang untuk mendengarkan dia. Karena anak ini, ribuan orang
telah masuk Islam.
Kisah Anak Penghafal Al-Qur’an,
Syarifuddin dari Afrika
Syarifuddin
Khalifah yang terlahir dari keluarga Kristen Katolik ternyata mampu menghafal
Al-Qur’an di usia 1,5 tahun. Allah swt memperlihatkan keajaiban bicah Arusha,
kota kecil di utara Tanzania, Afrika.
Arusha
adalah sebuah kota di utara Tanzania. Ini adalah ibukota Daerah Arusha yang
mengklaim populasi 1.288.088, termasuk 516.000 untuk Distrik Arusha (sensus
2007). Arusha dikelilingi oleh beberapa pemandangan Afrika yang paling terkenal
dan taman nasional. Terletak di bawah Gunung Meru di tepi timur cabang timur
Great Rift Valley, memiliki iklim yang sejuk dan dekat dengan Serengeti,
Ngorongoro Crater, Danau Manyara, Olduvai Gorge, Tarangire Taman Nasional, dan
Gunung Kilimanjaro, serta memiliki sendiri Arusha Taman Nasional di Gunung
Meru. Arusha adalah hubungan diplomatik internasional utama. Kota tuan rumah
dan dianggap sebagai ibukota de facto dari Masyarakat Afrika Timur. Sejak
tahun1994, kota ini juga menjadi tuan rumah Pengadilan Kriminal Internasional
untuk Rwanda. Ini adalah kota multikultural dengan meyoritas penduduk Afrika,
minoritas Arab dan India yang besar, dan banyak di Eropa dan Amerika, terlibat
dalam urusan diplomatik dan industri pariwisata yang berkembang pesat di lokal.
Agama dan denominasi penduduk Arusha itu adalah Katolik, Anglikan, Yahudi,
Islam, dan Hindu.
Bahwa
dikisahkan, penduduk di Arusha yang hanya berjumlah 1.2 juta orang, dimana
mayoritas penduduk beragama Kristen, baik Kristen Anglikan dan Kristen Katolik,
lahir anak yang di usia 4 bulan sudah mampu membaca ayat suci Al-Qur’an. Anak
pasangan Francis dan Domisia ini pun semakin membuat kehebohan ketika di
usianya yang masih beberapa hari, menolak untuk dibaptis di Kingori Baptis
Church.
“Mama usinibibaptize, naamini kwa Allah na
jumba wake Muhammad SAW!”
Begitulah
Syarifuddin kecil mengucapkan pada kedua orang tuanya dalam bahasa Arusha. “Ibu, tolong jangan baptis saya, saya adalah
orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW.” Jauh setelah
acara pembaptisan yang gagal, Allah SWT makin memperlihatkan kebenaran
ajaran-Nya dengan memperlihatkan kemampuan Syarifuddin menghafal Al-Qur’an
maupun shalat lima waktu tanpa ada yang mengajarkan maupun mencontohkan.
Melihat
keajaiban demi keajaiban, Francis dan Domisa akhirnya mengucapkan dua kalimat
syahadat. Meraka resmi masuk Islam dengan disaksikan oleh Ustadz Ismael.
Penduduk yang sebelumnya mayoritas beragama Kristen pun mulai percaya kebenaran
dari Allah swt dan meraka ramai-ramai masuk Islam. Tak heran, kini ribuan orang
telah diislamkan oleh Syarifuddin.
Suatu
ketika Syarifuddin yang sudah digelari Syekh datang ke Ethiopia. Ribuan orang
hadir di stadion Ethiopia. Tak Cuma kaum muslimin, justru yang hadir mayoritas
umat Kristiani. Harap maklum, anak yang terlahir dari keluarga non-muslim
memiliki magnet yang bagitu kuat di kalangan Kristiani. Mereka yang tidak
percaya maupun setengah percaya ingin melihat langsung sosok Syarifuddin.
Bahkan, mereka yang tidak percaya sempat mengatakan pada Syekh, “Are you Jesus?” Kemudian dengan tenang
Syekh Syarifuddin menjawab, “No...I’m not
Jesus, I’m created by God. The same God who created Jesus.” Di stadion
Ethiopia itu pula, bocah ini membimbing umat Kristiani untuk mengucap dua
kalimat syahadat: Asyhdu an-laa ilaaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah.
Subhanallah!
Keajaiban
Syarifuddin serupa dengan Muhammad Husein, kisah nyata tentang Muhammad Husein
sudah di bahas di BAB sebelumnya, yaitu seorang anak kecil berasal dari Iran ia
juga diberkahi oleh Allah SWT dapat mengahafal seluruh ayat Al-Qur’an tetapi
proses pengahafalan mereka berbeda. Jika Muhammad Husein sejak dari kandungan
ibunya, ia sudah didengarkan seluruh ayat-ayat Al-Qur’an dan juga dia bacakan
oleh kedua orang tuanya. Sedangkan Syarifuddin berbeda dengan Husein,
Syarifuddin tidak pernah belajar Al-Qur’an dia pun tidak pernah juga memasuki
dunia pendidikan tentang Al-Qur’an. Tentu saja karena Syarifuddin merupakan
anak dari sebuah penganut agama kristiani. Ia pun tidak permah mendengarkan
sepatah kata-pun becaan ayat-ayat Al-Qur’an. Mungkin kita kebingunan bagaimana
seorang anak kecil yang sejak kecil tidak pernah mendengar atau membaca
Al-Qur’an dapat menghafal Al-Qur’an.
Hal
yang membuat kita tercengang kembali di saat membancanya adalah ketika
Syarifuddin berumur 1,5 tahun ia sudah mampu mengerjakan shalat lima waktu,
bagaimanakah ia mampu mengerjakan shalat sedangkan umurnya masih 1,5 tahun?
Dari mana kemampuan itu? Sedangkan orangtuanya belum lalam masuk Islam dan
masih belajar tentang Islam, dimana anak seumur itu harus melalui proses meniru
dalam artian apapun yang dilakukan orang-orang yang dillihatnya, kemungkinan
akan ditiru kembali.
Syarifuddin
Khalifah sangatlah berbeda ia terlahir tanpa pernah melihat sebuah keteladanan
dari keluarganya dalam hal ibadah. Apalagi shalat yang dilakukan pada setiap
gerakannya di ikuti dengan sebuah doa-doa tertentu.
Begitulah
kuasa Allah kepada setiap hamba-hamba-Nya. Dia adalah Maha menjadikan segala
yang dikehendakinya, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dilakukan-Nya karena
dia pencipta dari segala sesuatu di muka bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar